PERAN UMAT ISLAM DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI Oleh: Andy Hariyono
A. Iftitah Teknologi
informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan dan memanipulasi
data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas,
yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan
untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan juga merupakan
informasi yang strategis dalam pengambilan keputusan. Teknologi ini
menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan
untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai
dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data
dapat disebar dan diakses secara global.
Perkembangan teknologi informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, seperti e-life,
artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara
elektronik. Dan saat ini sedang marak-maraknya berbagai huruf yang
dimulai dengan awalan “e” seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
Disadari
atau tidak, bahwa penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datang
lebih cepat adalah karena adanya teknologi informasi. Dengan adanya
internet, electronic data, electronic interchange, virtual office dan
lain sebagainya mampu menerobos batas-batas fisik antar negara.
Demikianlah penggabungan antara teknologi komputer dan teknologi
komunikasi sehingga lahirlah sebuah revolusi dalam sistem informasi.
Tak heran jika pakar IBM menganalogikannya dengan perkembangan otomotif sebagai berikut: "seandainya
dunia otomotif mengalami kemajuan sepesat teknologi informasi, saat ini
telah dapat diproduksi sebuah mobil berbahan bakar solar, yang dapat
dipacu hingga kecepatan maximum 10,000 km/jam, dengan harga beli hanya
sekitar 1 dolar amerika!”.
Melihat fenomena di atas,
sudah seharusnya umat ini (Islam) untuk menguasai teknologi informasi,
karena dengan demikian maka citra Islam yang buruk -baik itu purna WTC
11 September silam ataupun karena mis informasi- dapat segera
diperbaiki. Untuk itu dalam makalah ini penulis akan membahas 1)
Penumbuhan kesadaran akan pentingnya teknologi informasi 2) Teknologi
informasi sebagai sarana dakwah 3) Pentingnya kerjasama sesama muslim
4) Sinergitas dalam meraih 'izzul Islam wal muslim.
B. Penumbuhan Kesadaran Akan Pentingnya Teknologi Informasi “Growth
of information technology can improve performace and eneble various
activity can be executed swiftly, precisely and accurate, so that
finally will improve productivity. Growth of information technology
show the popping out of various activity type being based on this
technology, like e-government, e-commerce, e-education, e-medicine,
e-laboratory, and Other, which is all the things have electronics based”.
Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan dan memungkinkan
berbagai kegiatan dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga
akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Perkembangan teknologi
informasi memperlihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang
berbasis pada teknologi ini. Seperti e-government, e-commerce,
e-education, e-medicine, e-laboratory, dan lainya yang kesemuanya itu
berbasiskan elektronika.(Wawan Wardiana, 2002)
Dalam acara
pembukaan seminar teknologi informatika dan komunikasi (TIK) road to
school di hotel Garde Palace Surabaya, selasa (28/8) Mentri komonikasi
dan informatika (Menkominfo), Prof Dr Mohammad Nuh mengatakan, kendala
utama dalam pengembangan TI di Indonesia adalah bagaimana menumbuhkan
kesadaran.
Kesadaran harus ditumbuhkan bukan pada orang tua
saja, namun bagi pemuda yang memiliki masa depan. Karena pemuda adalah
kata kunci pengembangan TI ke depan. Setelah kesadaran, faktor
berikutnya yakni prioritas utama dalam pengembangan TI."permasalahan TI
begitu luas, karena itu butuh prioritas utama dan tidak mungkin
mengambil semua bidang. Perlu ada fokus di bidang mana yang harus
dikembangkan," tuturnya.
Untuk memilih fokus, ada dua faktor
penting yang perlu diingat, yakni sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas dan menguasai serta adanya peluang di mana kita memilih
(opertunity) (www.jatim.go.id)
Umat Islam sangat perlu
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya teknologi informasi tanpa
mengenyampingkan al-Quran dan al-Sunah, karena kedua hal itu menjadi
tolak ukur dalam kehidupan. Kepentingan ini tidak lain hanyalah untuk
meninggikan kalimah Allah Swt, karena -suka tidak suka- jeleknya citra
umat Islam saat ini disebabkan kesalahan informasi dan penyalah gunaan
teknologi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebut
misalnya, tragedi WTC yang menyebabkan umat Islam Amerika diisloir dan
mengecap Islam sebagai teroris dunia, walaupun penjajahan atas negeri
Palestina tidak dianggap teroris yang jelas-jelas melanggar HAM, dan
Denmark kembali mempublikasikan karikatur Nabi Saw ke seluruh dunia,
tetapi karena kelambanan informasi yang diterima umat Islam sehingga
aksi yang digelar pun hanya dilakukan oleh beberapa pihak yang
mengetahui.
Di sisi lain, harian Republika, Minggu, 09 Maret
2008 mengabarkan bahwa, hasil riset 67 peneliti dari 18 perguruan
tinggi di indonesia menemukan fakta berjubelnya adegan-adegan seks
dalam sinetron-sinetron remaja. Menurut mereka, adegan 'hubungan seks'
(57 persen), walau tidak secara langsung memperlihatkan hubungan seks,
namun shot pembukaannya sudah cukup mengasosiasikan bahwa hubungan itu
(akan) terjadi, kemudian ciuman (18 persen), pemerkosaan (12 persen),
dan kata-kata cabul (10 persen). Ditemukan pula adegan telanjang (2
persen) dan seks menyimpang (1 persen). Hal ini juga menjadi kewajiban
bagi umat Islam utuk mencegahnya. firman Allah Swt, "kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah Swt" (Ali Imran [3] 110) dan pencegahan -dalam hal ini penyimpangan teknologi dan informasi- hanya dapat dilakukan oleh mereka yang paham mengenai teknologi informasi.
C. Teknologi Informasi Sebagai Sarana Dakwah Pertentangan
antara yang hak dan yang batil telah lama berlangsung dan akan tetap
ada selama manusia itu hidup di muka bumi ini. Kehadiran Islam
merupakan aset yang besar bagi manusia, dengan diutusnya Muhammad Saw
sebagai pengemban risalah suci. Firman Allah Swt, " dan tidaklah kami mengutus kamu (Muhammad Saw) kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam"
Dakwah merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mukalaf, oleh karena dakwahlah, Islam masih tetap eksis hingga saat ini. "maka
jika mereka membantah engkau (Muhammad Saw), katakanlah, "aku telah
menyerahkan diriku kepada Allah Swt dan (demikian juga) orang-orang
yang mengikutiku:, dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi
alkitab dan orang-orang yang ummi (buta aksara), "sudahkah kamu masuk
Islam?" jika mereka telah masuk Islam, niscaya mereka mendapat
petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah
menyampaikan (ayat-ayat Allah Swt). Dan Allah Swt maha melihat akan
hamba-hamba-nya.(Ali Imran: [3] 20).
Tidak disangkal lagi
bahwasannya sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan
sektor yang paling dominan dalam kehidupan manusia nantinya, dalam
artian siapa saja yang menguasai teknologi ini, akan ada kemungkinan
baginya untuk menguasai dunia. Maka, sebagai seorang muslim sudah
menjadi kewajiban dalam mengemban dakwah untuk menguasai sarana
teknologi informasi ini, sebagaimana dalil qâidah ushûliyah "sesuatu yang menyempurnakan kewajiban maka hal tersebut menjadi wajib". Dengan demikian maka umat Islam akan banyak berperan dalam berbagai bidang diantaranya :
C.1. Bidang pendidikan (e-educations)
Globalisasi
telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari
pendidikan tatap muka yang konvesional ke arah pendidikan yang lebih
terbuka (Mukhopadhyay M., 1995) sebagai contoh kita melihat di Perancis
proyek “flexible learning". Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan
Illich awal tahun 70-an tentang “pendidikan tanpa sekolah” (deschooling
socieiy) yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan.
Bishop
G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat
luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang
memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman
pendidikan sebelumnya. Pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh
jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan berkolaborasi
(Mason R, 1994) Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat
meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk
pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi
kesejahteraan ekonomi. Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa
pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “saat itu
juga (just on time)". Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah,
kolaboratif, dan inter-disipliner.
Dari berbagai pandangan para
cendekiawan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh
globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan
dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas
kerja "saat itu juga" dan kompertitif.
Dengan berkembangnya
teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah
dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media
internet untuk menghubungkan antara pelajar dengan pengajar, melihat
nilai secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah,
mengirimkan berkas tugas yang diberikan pengajar dan sebagainya,
semuanya itu dapat dilakukan secara langsung.
Faktor utama dalam distance learning
yang merupakan masalah masisir (mahasiswa mesir) adalah tidak
"seringnya" interaksi antara mahasiswa dan dosennya. Kendati demikian,
dengan adanya media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan
ineraksi antara dosen dan mahasiswa baik bentuk real time (waktu nyata)
atau tidak. Misalnya dalam bentuk real time dapat dilakukan dalam suatu
chatroom interaksi langsung dengan real audio atau real video dan
online meeting. Sedangkan yang tidak real time bisa dilakukan dengan
mailing list, discussion group, newsgroup ataupun bulletin board.
Cara-cara tersebut membuat interaksi dosen dan mahasiswa di kelas
mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Materi-materi, ujian,
kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam
web, seperti materi dosen dapat diupload ke dalam web sehingga dapat
didownload oleh mahasiswa. Demikian juga dengan ujian dan kuis yang
dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Urusan
administrasi juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses
regestrasi saja, terlebih didukung dengan metode pembayaran online.
Dinegara-negara
maju seperti Amerika, Australia dan Eropa menjadikan pendidikan jarak
jauh sebagai alternatif yang cukup digemari, metode pendidikan ini
diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah
tangga dan orang lanjut usia (pensiunan), yang sebelumnya pertukaran
materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi
audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning
dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan Amerika,
sangat mendukung dikembangkannya e-learning, yang menyatakan bahwa
computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30% biaya lebih
murah. Bank dunia (world bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan peogram Global Distance Learning network
(GDLN) yang memiliki mintra sebanyak 80 negara di dunia. Dengan GDLN
ini maka world bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5 kali
lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa) dengan biaya 31% lebih
murah.
Dalam era global, penawaran beasiswa muncul di internet.
Bagi sebagian besar mahasiswa di dunia, uang kuliah untuk memperoleh
pendidikan yang terbaik umumnya masih dirasakan mahal. Sangat
disayangkan apabila ada mahasiswa yang pandai di kelasnya tidak dapat
meneruskan sekolah hanya karena tidak mampu membayar uang kuliah.
Informasi beasiswa merupakan kunci keberhasilan dapat menolong
mahasiswa yang berpotensi tersebut.
C.2. Dalam bidang pemerintahan (e-government)
Penerapan
e-goverment sangatlah penting, hal ini mengacu pada penggunaan
teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti penggunaan intranet dan
internet, yang berguna untuk menghubungkan keperluan-keperluan
penduduk, bisnis dan kegiatan lainnya. Bisa berbentuk proses transaksi
bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan
jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web
(www). Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi
yang dapat meningkatkan hubungan antara permerintah dan pihak-pihak
lain. Penggunan teknologi informasi ini kemudian melahirkan bentuk baru
seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government).
Beberapa manfaat dari e-government
adalah:(1) pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat.
Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa
harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor,
rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. (2)
peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat
umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara
berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling
curiga dan kekesalan dari semua pihak. (3) pemberdayaan masyarakat
melalui informasi yang mudah diperoleh.
Dengan adanya informasi yang
mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya.
Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung
murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online
dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk
anaknya. (4) pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai
contoh, koordinasi KBRI-Kairo dapat dilakukan melalui e-mail atau
bahkan video conference. Bagi masisir yang padat dengan aktifitasnya,
hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara PPMI,
kekeluargaan, ormas-ormas dengan KBRI dapat dilakukan tanpa kesemuanya
harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus
melangkah ke Garden City atau Wisma Nusantara hanya untuk pertemuan
yang berlangsung satu atau dua jam saja.
C.3. Bidang keuangan dan perbankan
Sistem
transaksi pembayaran di indonesia terutama di kota-kota besar tidak
lagi menggunakan uang tunai, melainkan telah memanfaatkan perbankan
modern. Layanan perbankan modern yang belum merata ini dapat dimaklumi
karena pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih terpusat di kota-kota
besar saja, yang menyebabkan perputaran uang juga terpusat di kota-kota
besar. Sehingga sektor perbankan pun agak lamban dalam ekspansinya
kedaerah-daerah.
Keberhasilan operasional sebuah lembaga
keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti memerlukan sistem
informasi yang tangguh dan dapat diakses dengan mudah oleh nasabahnya,
yang pada akhirnya akan bergantung pada sistem informasi online,
sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uangnya dimanapun berada
selama masih ada layanan ATM dari bank tersebut, atau dapat mengecek
saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain, hanya dalam
hitungan menit saja, semua transaksi dapat dijalankan.
Ketiga
bidang diatas hanyalah beberapa contoh dari keunggulan teknologi
informasi, yang faktanya adalah hal itu telah melahirkan suatu sistem
yang baru dalam pola hidup manusia, terlebih lagi bagi umat Islam -mau
tidak mau- harus mampu memanfaatkan teknologi ini dalam menyebar
luaskan dakwah kemanapun, kapanpun dan dimanapun. Sehingga bermunculan
nantinya sistem pendidikan Islam online, sistem ekonomi syariah online
dan lain sebagainya.
D. Sinergitas Sesama Muslim
"Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah Swt sesungguhnya Allah Swt maha berat
siksa-Nya” Demikianlah 14 abad yang lalu Allah Swt mensiyalir
akan urgennya senergi sesama muslim, terlebih pada era globalisasi saat
ini.
Era teknologi
informasi berimplikasi pada cepatnya transformasi dalam berbagai
bidang, baik itu madzhab, aliran ataupun pemikiran. Sehingga
memungkinkan pemahaman-pemahaman yang salah tentang Islam dapat memecah
belah umat. Perpecahan tersebut berdampak pada runtuhnya kebudayaan
Islam, mudahnya umat Yahudi dan Nasrani dalam memerangai dakwah
Islamiyah, Yahudi -dengan bantuan negara-negara kafir- menjajah tanah suci (Palestina) dan mendirikan sebuah negara baru di dalamnya pada tahun 1948 M hingga saat ini.
Sudah
saatnya ummat Islam kembali bersatu dan mengenyampingkan semua
kepentingan-kepentingan madzhab, golongan ataupun aliran guna
menghidupkan kembali masyarakat madani seperti zaman keemasan Islam
dahulu. Terbukti dengan bersinerginya ummat Islam dapat menggetarkan
dunia, sebut misalnya Denmark, ketika muncul fatwa mengenai boikot
produk-produknya -akibat ulah tangan para penghina Nabi ummat ini-
mengalami kerugian yang tidak terkira, muslimah Turki akhirnya
diperbolehkan menggenakan jilbab dalam perkuliayahan maupun perkantoran
dan lain sebagainya.
E. Sinergitas Dalam Meraih Izzul Islam Wa Muslim.
"Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah
Swt. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka;
di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan merka adalah
orang-orang yang fasik." (Ali Imran [3] 110)
Sebelumya
kita telah membicarakan sinergitas ummat pada era teknologi informasi,
mari kita melangkah kepada tujuan dari sinergi itu sendiri, yakni
meraih ‘izzul Islam wal muslim
(kemuliaan Islam dan kaum muslimin). Karena suatu aktivitas tanpa
tujuan hanyalah kebodohan, maka, demi meraih kemuliaan tersebut sebagai
tujuan diperlukan kesadaran umat untuk bersinergi. Bukankah dengan
kemulian Islam berdampak positif bagi kemajuan umat, seperti abad-abad
pertama Hijriyah, ketika Rasulullah Saw membawa risalah suci dengan
tujuan yang mulia akhrinya terbentuk masyarakat madani di Yatsrib (Madinah Munawwarah),
Khalifah Ar-Rasyidun, dengan tujuan yang mulia mampu mengadakan
futuhat-futuhat (pembebasan) diberbagai belahan dunia, Shalahuddi
al-Ayyubi dengan tujuan yang mulia akhirnya dapat membebaskan al-Quds
dengan perdamaian dan lain sebagainya.
Sinergitas dalam meraih
kemuliaan Islam dan muslimin sangatlah diperlukan guna mempermudah
jalan dakwah terlebih di era teknologi dan informasi yang mana arus
perubahan begitu radikal, sehingga sarana-sarana yang ada haruslah
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka dari itu, umat Islam harus
mampu menguasai teknologi informasi dan menfokuskannya pada salah satu
bidang agar efektif, yang seterusnya -bersama-sama dengan muslimin yang lain- mendakwahkan Islam melalui sarana yang dikuasainya dan kesemuanya itu tidak lain hanyalah untuk izzul Islam wal muslimin.
F. Ikhtitam
Pelajar Islam Indonesia (PII) merupakan salah satu contoh institusi yang mengkolektifkan masa guna meraih ‘izzul Islam wal muslimin.
Sebagaimana yang termaktub dalam falsafah pergerakan PII bahwasannya
organisasi tersebut bangkit atas dasar keinsyafan dan kesadaran akan
tanggung jawab serta keyakinan terhadap Islam, serta kesadaran melatih
diri dalam mengemban perjuangan menegakkan izzul Islam wal muslimin.
PII adalah bagian dari mata rantai perjuangan umat Islam, dalam
menjalankan misinya senantiasa perpegang teguh pada khittah perjuangan
yang jelas dan tagas berasakan kepada aqidah dan kaidah Islam sebagai
suatu kebenaran yang berasal dari Allah Swt.
Tak ayal lagi, bahwasannya pentingnya teknologi informasi sebagai sarana dakwah dengan sinergitas umat guna meraih izzul Islam wal mulimin
merupakan suatu keharusan yang tidak mungkin kita abaikan. Karena
perang yang terjadi saat ini tidak lagi dengan senjata melainkan dengan
perubahan paradigma, merubah paradigma bisa terjadi sangat cepat
seiring adanya informasi yang masuk dengan pesat dan hal itu hanya
dapat diaplikasikan pada era teknologi informasi. Semoga makalah
singkat ini dapat mebantu kita dalam berdiskusi lebih lanjut.
*Tulisan ini disajikan untuk persyaratan Intermediate Training PII di Mesir.
Referensi 1. Al-Quran 2. Banu Israil fil Quran wa sunah, lifadhilatil Imam Akbar Dr. Sayyid Thanthawi syaikh al-Azhar dar Syuruq Kairo 3. Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia, Wawan Wardiana 4. Situs Resmi Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia 5. www.republika.co.id 6. Situs Resmi Badan Penelitian dan Pengembangan SDM - Depkominfo RI 7. http://www.al-islam.com/ind
|